Kasus arsitektur yang satu ini sangat tepat bagi anda yang mempunyai keinginan untuk membuat rumah sewa-model apapun...dapat dipakai sebagai acuan dalam desain standar rumah sewa kelas menengah.
Berawal dari keinginan seorang klien yang bercita-cita membuat rumah sewa 2 lantai.
Sudah sangat jelas bahwa sasaran pemakai adalah kelas menengah-atas.
Maka idepun berkembang pada bentuk rumah sewa low-rise building.
Beberapa keinginan klien yang patut diperhatikan sebagai berikut:
- dia sangat ingin kesan bangunan yang minimalis
- fasad depan ingin diolah agar setiap mata yang lewat berkunjung ke arah flat ini
- layout ruang2 sewa simple aja
- namun pengolahan fasad keseluruhan yang menarik
Seperti pada umumnya, bahwa bangunan low-high rise mempunyai bagian-bagian yang berupa dasar-kaki-badan-kepala (begitulah bahasa awamnya-saya menjelaskan), maka demikian juga ide awal bangunan ini tersusun.
Karena klien telah mempunyai denah awal, maka saya tingal menyempurnakannya saja.
Ternyata setelah ditinjau, massa bangunan akan terlihat seperti dua massa utama.
Ruang di antara dua massa ini merupakan ruang sirkulasi vertikal dan beberapa area servis yang menyertainya.
Lalu...tentu saja diperlukan konektor untuk menyatukan dua massa agar terlihat lebih kompak.
Maka di setiap lantai di depan tangga dibuat ruang yang fungsinya bersifat umum (ruang komunal)...walaupun kecil, namun berfungsi sebagai balkon .Sebagai unsur vertikal pada skin building, saya membuat rooster dari balok2 kayu.
Fasad depan yang menghadap ke jalan dibuat menarik dengan balkon2 ber-railing unik-1/2 railing&setengah dinding.
Untuk mengisi kekosongan pada sisi samping, saya memberi nat/tali air.
Dan di area sirkulasi horizontalnya/selasar, dengan mempertegas unsur strukturnya, saya menonjolkan kolom2 utama dengan irama yang konstan.
Ketika unsur vertikal dan horizontal pada bangunan itu menyatu...saya tambahkan warna merah yang menggugah...eye catching kan....juga berkelas.
=) salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar